METROPOST1.COM, Cirebon – Meski sudah diberlakukan PPKM darurat, tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) bagi pasien Covid-19 di Rumah Sakit Daerah Gunung Jati (RSDGJ) Cirebon terhitung masih 95% dari jumlah total 219 tempat tidur. Hal tersebut disampaikan Direktur Utama (Dirut) RSDGJ Cirebon, dr. Katibi M.Km., di ruang kerjanya, Jl Kesambi, Kota Cirebon, Senin (25/7/21).
“Relatif sama mas, artinya efek dari PPKM darurat kemarin itu masih belum terasa di hilir pelayanan RSDGJ, mungkin di hasil testing di hulu mungkin berkurang,” kata Katibi.
Namun faktanya, kata dia, pasien waiting list di IGD saat ini lebih dari 30 orang menunggu masuk ke ruang isolasi.
“Kami sih berharap angka tersebut perharinya bisa menurun terurai pindah ke ruang isolasi dan ICU Covid-19,” harapnya.
Kondisi tersebut, menurutnya, menjadikan salah satu pertimbangan Presiden RI untuk memperpanjang PPKM.
Disinggung mengenai ketersediaan oksigen di RSDGJ, ia menjelaskan, pada ruang ICU tergantung pada 3 hal.
“Sarana prasarana, sarana oksigen dan SDM,” sebut Katibi didampingi dr Yuni, Kabid Pelayanan Medis dan Arif Wibawa Rumana, Kasubag Humas RSDGJ Cirebon.
Saat ini, di RSDGJ hanya bisa mensupport sarana 15 tempat tidur dan oksigen. Akan tetapi, SDM yang tersedia hanya 12 orang.
“Masih ada kesenjangan, ini perlu dipetakan. Pasien banyak tapi kalau ga dapat oksigen dan SDM-nya ga ada ya ga bisa layani,” pungkasnya.