Metropostnews.com – Nasi kebuli adalah hidangan nasi yang kaya akan rempah – rempah, sehingga memiliki aroma yang begitu khas bercita rasa. Nasi kebuli ini sangat identik dengan daerah Timur Tengah. Dan saat ini, hidangan nasi kebuli sudah popular di kalangan masyarakat, khususnya bagi para pecinta kuliner.
Masyarakat yang tinggal di Kota Serang, Banten tidak lagi akan merasa kesulitan untuk menyantap hidangan nasi kebuli. Sejak adanya Kebuli Ijab Qabul Serang, banyak penggemar nasi kebuli yang datang ke Jalan Jendral Ahmad Yani No 108 Sumur Pecung Kota Serang Banten untuk membuktikan kelezatannya. Pipit Tunjieti, Supervisor Kebuli Ijab Qabul Serang saat ditemui oleh METROPOST NEWS menjelaskan, menu nasi kebuli sangat disukai oleh para pelanggan karena memiliki rasa yang khas dan lezat. “Disini pelanggan bisa leluasa memilih olahan nasi kebuli dengan daging sesuai selera. Ada daging ayam, kambing dan sapi.” Jelas Pipit di sela kesibukannya. Kebuli Ijab Qabul Serang juga secara rutin membuat promo yang ditawarkan kepada para pelanggan. Seperti di bulan Juli 2022 ini, Kebuli Ijab Qabul Serang punya promo menarik, yaitu promo Besek Kebuli Ayam, dari harga normal 152 ribu, menjadi 135 ribu. Selain itu juga ada promo Pembelian 3 Nasi Ayam Besar, dari harga normal 115 ribu, menjadi 99 ribu, dan mendapatkan gratis Arabic Curry seharga 16 ribu rupiah. “Promo ini berlaku mulai tanggal 1 sampai 31 Juli 2022. Jadi ayo segera datang dan manfaatkan promo ini.” Ajak Pipit penuh semangat. Untuk mengetahui beragam info dan promo, masyarakat juga bisa membuka instagramnya @kebuli_ijabqabulserang.***
METROPOSTNews.com – Sudah dua tahun pandemi masih menggelantung. Masyakarat tak bisa melakukan buka bersama di tempat wisata.
Kini, level PPKM telah dilonggarkan dan pemerintah sudah menetapkan 1 Ramadhan tahun ini, bertepatan dengan tanggal 3 April 2022.
Salah satu yang menjadi ritual saat Ramadan adalah buka puasa bersama. Beragam kuliner juga dijajakan menjelang buka puasa mulai dari jalanan, hingga rumah makan, hotel, dan restoran.
Hotel dan Cafe menjadi sangat ramai saat menjelang buka puasa. Tahun ini, menjadi tahun yang penuh suka cita karena pandemi sudah mulai berangsur pulih menuju endemi.
Salah satu yang mungkin bisa menjadi rekomendasi untuk berbuka puasa bersama keluarga dan teman teman, ditawarkan oleh Whiz Hotel Jatim. Tentu saja menawarkan beragam olahan kuliner Nusantara dapat dinikmati saat berbuka puasa tiba. Berkonsep outdoor di lereng gunung, kuliner dipadu dengan hijau nyaman suasana alam terbuka.
Tema yang diangkat oleh grup hotel ini adalah Indahnya Kuliner Nusantara (IKN ). Seperti Whiz Jawa Timur. Grand Whiz Hotel Trawas, Grand Whiz Hotel Bromo misalkan, berlokasi di lereng gunung menjadikan suasana berbuka makin nyaman. Sementara Whiz Hotel & Residence Darmo Surabaya, dan Whiz Prime Basuki Rahmat Malang, juga menawarkan alam dengan pemandangan gunung dan alam.
Ernasari, Sales & Marketing Whiz Hotel jatim mengatakan bahwa, Jaringan Hotel Whiz Jatim ingin mengangkat kuliner nusantara, karena kuliner memang sudah menjadi salah satu kekayaan yang dimiliki Nusantara.
“Tiap daerah di Indonesia memiliki khazanah kuliner dearahnya masing-masing. Mulai dari Beragam olahan daging, Unggas, sayur, dan seafood”, ungkapnya Sabtu, (2/4).
Selain tema itu, kegiatan ini untuk mengenalkan ragam kuliner Nusantara yang kaya. Tujuannya untuk membangun semangat nasionalisme para pelaku pariwisata dan khususnya hotel, untuk terus berkreasi dan mengeksplor ragam kuliner Nusantara.
“Hanya mulai harga 80 ribuan sudah bisa menikmati indahnya berbuka puasa dengan ragam kuliner Nusantara bersama keluarga,dan sahabat tercinta di seluruh jaringan hotel Whiz jatim,” katanya.
METROPOSTNews.com | Tangerang – Buat sobat metro yang ngaku pecinta kuliner khususnya bakso dan somay, jangan pernah lewatkan untuk mampir ke kedai Baksomay Gemoy untuk mencicipi menu yang pastinya siap memanjakan sobat metro sekalian, Baksomay Gemoy yang udah resmi dilaunching pada Senin (21/3/2022) ini berlokasi di Balaraja.
Lokasinya tepatnya di Jl Raya Serang, Km 25, Desa Sentul, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang tepat berada di sebrang Pom bensin Sentul.
Sobat metro sekalian, di kedai ini sobat metro yang doyan kulineran bisa milih sendiri loh beragam menu hidangan bakso maupun somay yang sesuai dengan keinginan, porsi dan sepuasmu loh alias prasmanan. Bisa juga banjirin kuahnya !!!
Tenang aja, bagi kalian sobat metro yang mager (malas gerak) atau ingin memesan hidangan lewat tempat dudukmu sembari santuy ngobrol bersama kolega bisnis maupun sang kekasih, waiters akan mendatangimu dan mengantar hidangan sesuai dengan yang dipesan.
Yang pasti nih sobat metro sekalian, di Baksomay Gemoy ini terdapat menu yang harus kamu coba dan tiada duanya di Balaraja dan sekitarnya ini loh.
Ada bakso urat, telor, mercon, mozarela, udang dan awas, bakso krakatau yang mungkin bisa meledak. Duwer!!!
Selain itu, ada menu toppingan yaitu,: babat, kikil, ceker ayam dan Somay serta aneka minuman yang tentunya gak kalah seru. Kamu harus tau guys, Harga di Baksomay Gemoy bervariasi dan mulai dari Rp 1.000. bukanya, mulai dari jam 10.00 WIB Pagi, sampai jam 10.00 malam yaaa !!
Udah dehh sobat metro, kalo kalian beneran ngaku pecinta kuliner abis jangan kebanyakan mikir panjang lagi buat cobain langsung Baksomay Gemoy. Dijamin nyesel kalo belum coba !!
METROPOSTNews.com | Pagar Alam – Siapa yang tak kenal empek empek atau pempek, makanan yang terbuat dari tepung terigu ini tentu sangat menggoda selera. Tidak heran, pempek yang sangat terkenal di Kota Palembang ini menjadi salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia hingga Mancanegara.
Di balik kelezatannya, ternyata pempek memiliki filosofi yang jarang diketahui banyak orang. Mulai dari tekstur, bentuk, hingga rasa pempek memiliki makna mendalam yang bisa menjadi pelajaran dalam menjalani hidup.
Salah satu kedai pempek Cukup Endolita adalah Kedai Mamie Maniez, kedai yang terletak di bukit kecik Kota Palembang ini menyediakan berbagai olahan pempek Khas Palembang mulai dari pempek lenjer, adaan, kulit, pempek telor dan masih banyak lagi.
Ditemui saat mengerjakan pesanan pelanggan untuk Warga Pagar Alam, Selasa (22/02/2022) dara yang akrab disapa Fatma ini mengatakan pempek olahannya memiliki tekstur khas yaitu kenyal yang berarti bahwa hidup harus luwes dan peka terhadap perubahan.
“Bagi saya cita rasa pempek melambangkan kehidupan seperti manis asam asin serta pedas seperti itulah pempek buatan saya jika dicampur dengan cuko bedeha dehu,” ujar Fatma.
Lanjut perempuan yang hobi Traveling ini, di zaman yang terus berkembang menuntut tiap individu untuk terus beradaptasi dengan perubahan ke arah yang lebih positif.
Selain pempek, kedai Mamie maniez juga menyediakan menu lain seperti donat, model, martabak cuko serta berbagai macam bolu diantaranya engkak ketan, matsuba, bolu kukus berbagai macam agar dan lainnya.
Tentunya kalau masalah harga jangan ditanya sudah pasti sangat terjangkau dan rasanya tentu sangat pas di lidah terutama pempek karena dari perpaduan rasa tersebut, pempek dapat disajikan di berbagai kesempatan karena cita rasanya yang cocok dengan lidah banyak orang.
Kondisi hidup memang selalu berubah-ubah, kadang kita merasa senang, tapi kadang digantikan oleh perasaan sedih. Layaknya perpaduan rasa pada kuah pempek yang manis dan asam, ini menjadi pengingat untuk kita agar dapat menjalani kehidupan dengan realistis.
“Rasa ikan pada pempek selalu dijaga kualitasnya agar memberikan cita rasa yang segar dan nikmat. Dalam artian, tiap individu sebaiknya mampu menjaga kualitas diri dan meningkatkan kemampuan agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi ke depannya,” Tambah perempuan cantik yang hobi tantangan ini. (Belly Steven)
METROPOSTNews.com | Lebak — Berdiri sekitar 15 tahun lalu, Rumah Makan (RM) Doyok Kadir yang berlokasi di Jalan Raya Gunungkencana – Malingping, Kampung Warunghaseum Desa Kadujajar, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, Banten, terus berupaya menyajikan masakan yang khas dan diminati para pembeli.
“Pertama berdiri namanya RM Risma, terus ada Mas Doyok Kadir kesini untuk makan, saat itu beliau habis kampanye gubernur Atut, pas beliau kesini terus bilang udah nama rumah makannya pake nama saya aja, makanya langsung diganti nama RM Doyok Kadir,” tutur Niroh Agustini, pemilik RM Doyok Kadir, seraya mengingat saat pertama kali Doyok Kadir singgah di rumah makan miliknya, belasan tahun lalu.
Selain menyediakan untuk makan ditempat, RM Doyok Kadir juga menerima pesanan catering dari harga Rp.10.000,- hingga Rp. 20.000 per paket.
“Alhamdulillah selalu ada yang pesan untuk kegiatan-kegiatan,” katanya.
Berbekal dari keahlian memasak sejak kecil, Niroh terus mempertahankan. Cita rasa masakan warisan dari neneknya.
“Saya tetap mempertahankan harga agar tidak terlalu mahal, kemudian dari segi rasa juga selalu berupaya agar benar-benar pembeli merasa puas,” ungkapnya.
Beberapa menu yang disajikan RM. Doyok Kadir, diantaranya : Sop Iga, Sip Ayam Bakar, Ikan Goreng, Rendang, Ikan Bakar, Ayam Goreng, Telur Dadar, Sate, dan aneka pepes.
“Silahkan mampir ke tempat kami, untuk beristirahat sambil menikmati masakan khas RM Doyok Kadir, insya Allah harga terjangkau,” imbuhnya.
Haes, salah satu pembeli asal Cihara, mengungkapkan, “rasanya mantap, apalagi sop iga nya terasa di lidah, saya aja jauh-jauh datang kesini sengaja ingin makan enak di RM Doyok Kadir,” kata Haes, saat menikmati masakan yang disajikan RM Doyok Kadir, (@Galih)
METROPOSTNews.com | Banyuwangi — Setelah sempat tidak beroperasi karena situasi pandemi, pasar tematik kreasi rakyat Banyuwangi kembali menggeliat. Seperti di Desa Pendarungan, warga setempat membuat Festival Pasar Jenang, Kecamatan Kabat, Minggu (12/12/2021).
Pasar kuliner yang digagas pemuda desa setempat ini terletak di wilayah kebun kelapa milik salah satu warga setempat. Aneka jenis jenang (juga biasa dikenal bubur manis-red) dijajakan oleh warga setempat. Mulai dari jenang bendil, jenang waluh (labu), jenang sapar, jenang sumsum, jenang procot, maupun jenang nangka semua bisa ditemukan di kawasan tersebut.
“Pasar rakyat ini suasananya enak. Berada di kebun kelapa yang bersebelahan dengan sungai. Suasananya sejuk dan rindang,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani sambil mencicipi jenang procot saat berkeliling melihat stan-stan.
Ditemani youtuber asal desa Pedarungan, Junaidi yang terkenal dengan idiom ‘Adya Ta?’ Ipuk terlihat berkeliling stan-stan dan memborong berbagai jenis jenang tersebut.
“Saya juga senang karena tidak ada bahan plastik di sini. Bungkus jenangnya dari daun pisang dan jati. Saya minta ini dirawat dan dijaga”.
Dia mengatakan dengan dibukanya kembali pasar tematik ini, diharapkan bisa menjadi salah satu alternatif pengungkit pemulihan ekonomi masyarakat.
Meski baru pertama kali dibuka, pusat kuliner tradisional ini mendapat animo dari warga. Warga desa berbondong-bondong ke kawasan tersebut untuk membeli aneka junis bubuk, maupun aneka makanan khas Banyuwangi.
Momen ini juga dimanfaatkan Ipuk untuk berbelanja bermacam kue karena bertepatan dengan Hari Belanja UMKM dan Pasar Tradisional di setiap tanggal tanggal cantik (12/12/21).
“Kalau biasanya di belanja tanggal cantik sebelum-sebelumnya saya belanja di pasar atau warung-warung, bulan ini saya sengaja ingin belanja di pasar tematik kreasi rakyat seperti di sini,” kata Ipuk.
Hari Belanja ke Pasar dan UMKM digelar setiap bulan di tanggal cantik. Gerakan ini mengajak seluruh ASN dan karyawan BUMN/BUMD terlibat di dalamnya. “Ini cara kami untuk menggerakkan perekonomian arus bawah,” kata Ipuk.
Sementara itu, Kepala Desa Pendarungan, Adi Purwanto, menambahkan Festival Pasar Jenang ini sebenarnya rutin digelar setahun sekali. “Namun karena pandemi, tahun lalu tidak digelar. Kali ini kembali digelar dan dijadwalkan digelar dua minggu sekali,” kata Adi.
Menurut Adi, desa Pendarungan telah terkenal sebagai sentra jenang. Di desa ini banyak warga yang memproduksi berbagai jenis jenang.
“Ini sebagai cara kami untuk kembali menggiatkan ekonomi di desa. Ternyata banyak warga yang berminat kembali berjualan di kawasan ini. Kami kembali memfasilitasi dengan menggandeng pihak kecamatan” jelasnya.
Untuk mencegah penularan covid 19, para pengunjung diwajibkan menggunakan masker di kawasan tersebut.
“Ekonomi mulai jalan, tapi kami tetap berhati-hati terhadap penularan covid 19. Jadi yang datang wajib bermasker untuk menekan covid 19, dan higienitas juga kami jaga,” kata Adi. (Ags)
METROPOST1.COM, Banyuwangi — Berbagai cara asik dilakukan oleh sejumlah masyarakat di Bumi Blambangan untuk menikmati buah durian. Salah satunya dengan menyantap si Raja Buah ini di pinggiran sungai kawasan wisata Pinus Camp Songgon, Dusun Sumberagung, Desa Sumberbulu, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, Jawa timur.
Di lokasi wisata ini, para pengunjung yang datang akan disuguhkan dengan suara percikan air ditambah dengan sejuknya angin yang menerpa, sehingga menambah suasana tenang saat menikmati buah durian.
Selain itu rimbunnya pepohonan dan lokasi yang tepat berada di pinggiran aliran sungai deras menambah suasana asik bagi siapa saja yang berkunjung ke tempat wisata ini.
Tak heran memang, selain terkenal dengan berbagai destinasi wisata berbasis alam, Kecamatan Songgon sendiri juga merupakan wilayah penghasil durian berkualitas di Kabupaten Banyuwangi.
Pengelola destinasi wisata Pinus Camp Songgon Banyuwangi, Yusuf Sugiono mengatakan saat musim panen raya durian tiba, di lokasi wisata yang ia kelola memang kerap dijadikan lokasi favorit oleh para pengunjung untuk menyantap buah durian. Mulai dari kalangan anak muda hingga para orang tua yang turut mengajak seluruh keluarga.
“Pada musim panen biasanya para pengunjung yang datang ke sini itu selain ingin camping mereka juga memesan buah durian untuk disantap bersama-sama di pinggiran sungai,” kata Yusuf Sugiono kepada awak media, Minggu (7/11/2021).
Ia menambahkan, berbagai jenis durian ada di lokasi wisata ini, karena memang dirinya juga bekerjasama dengan para petani durian lokal di kecamatan Songgon.
Adapun buah durian yang siap ia suguhkan kepada para pengunjung yang datang diantaranya, durian bajul, durian kasur, kelemben, mentega, jenewer, hingga durian oren dan durian merah.
“Karena memang kita sendiri memesan buah durian dari para petani lokal di wilayah sini. Sehingga dengan adanya tren makan durian di pinggiran sungai ini bisa meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar,” ucapnya.
Karakteristik buah durian yang ada di kecamatan songgon sendiri memang terkenal dengan daging buahnya yang tebal hingga beraroma wangi. Tak heran jika buah lokal ini menjadi incaran para penikmat kuliner hasil alam.
Soal harga kalian tidak perlu khawatir, karena meskipun memiliki rasa yang seakan menari di lidah dan ditambah suasana alam yang menenangkan hati, para pengunjung yang datang bisa memesan berbagai jenis durian dengan kisaran harga mulai dari Rp 20 Ribu hingga Rp 100 Ribu. Ditambah dengan tiket layanan dan fasilitas sebesar Rp 5 Ribu per orang.
“Berbagai fasilitas penunjang ada di tempat wisata Pinus Camp ini, mulai dari kamar mandi yang sudah sesuai dengan standar kesehatan hingga cafe dan lokasi camping serta lokasi makan duren tepat di pinggir aliran sungai deras,” ujar Yusuf Sugiono.
Silfiah (42) salah satu pengunjung asal Desa Tukangkayu, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi mengaku senang menikmati buah durian di pinggir aliran sungai.
Selain Ia memang hobi menikmati buah durian, dirinya juga suka dengan nuansa alam yang ada di pinggiran sungai Pinus Camp Songgon Banyuwangi.
“Walaupun tidak memetik langsung dari pohonnya tapi suasana yang ada mendukung untuk menikmati buah durian di pinggiran sungai tempat wisata Pinus Camp Songgon Banyuwangi ini,” Jelentreh Silfiah. (Ags)
METROPOST1.COM —Seperti yang kita ketahui Kota Tangerang merupakan kota industri, namun disamping itu Kota Tangerang merupakan kota yang tidak bisa lepas dari sejarah kultur Tiong Hoa yang kental. Salah satunya Wisata Kuliner Pasar Lama Tangerang yang berlokasi di Jalan Kisamaun, Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.
Dahulu Kawasan Kuliner Pasar Lama Tangerang tidak seperti sekarang, hanya perkampungan biasa yang masyarakatnya memang sudah melakukan aktivitas perdagangan.
Sejarah kaum Tiong Hoa yang biasa dikenal dengan sebutan Cina Benteng, berawal dari pelayaran laksamana Cheng Ho, seorang penjelajah dari Cina yang dalam perjalanannya menyusuri Tanah Jawa.
Kemudian Cheng Ho mengutus anak buahnya Tjen Tjie untuk menepi di Teluknaga sekitar tahun 1407 yang sekarang menjadi bagian dari Tangerang.
Kemudian rombongan Tjen Tjie menetap disana dan bercampur dengan masyarakat setempat, hingga kawin dengan penduduk tersebut kemudian berkembang semakin banyak.
Kerena penduduk Cina Benteng semakin padat, mereka mendirikan beberapa perkampungan lain di kawasan Kota Tangerang yaitu Pasar Baru dan Pasar Lama yang sekarang lebih dikenal dengan kawasan Wisata Kuliner Pasar Lama Tangerang.
Pasar Lama kemudian ditata sebagai kawasan kuliner pada akhir 2012 dengan nama Kawasan Kuliner Pasar Lama Kota Tangerang.
Wisata kuliner ini menjadi salah satu ikon kuliner yang berada di Kota Tangerang, setiap satu tahun sekali pemerintah Kota Tangerang melakukan promosi dengan event tahunan yaitu “Pasar Lama Culinary Night”. Pasar lama yang menyajikan ragam jenis makanan seperti, Bubur Ko Iyo, Sate Ayam H.Ishak, Asinan Liu Lan Jin, Es Podeng, dan masih banyak lagi makanan lainnya yang siap membuat kamu ketagihan!.
Tersedia juga jenis kuliner kafe dan restoran dan masih banyak lagi yang bisa kamu temukan jika menelusuri kawasan kuliner ini. Jadikan Wisata Kuliner Pasar Lama sebagai salah satu destinasi kuliner yang wajib kamu kunjungi ketika lapar melanda ya!
Sebelum Pandemi COVID-19 Kawasan Kuliner Pasar Lama dibuka dari pagi hingga pukul 23.00 WIB. Namun dengan adanya COVID-19 ini Pasar Lama hanya diperbolehkan buka hingga pukul 20.00 WIB.
Selain kulinernya yang melegenda dan beragam, kawasan ini pun memiliki fasilitas dan nilai bersejarah. Wisatawan yang berkunjung juga dapat merasakan suasana jejak sejarah pecinaan pada bangunan-bangunan yang ada pada kawasan pasar lama, seperti Vihara Boen Tek Bio, Kuil Tiong Hoa tertua di Kota Tangerang, dan Museum Peranakan Benteng Heritage.
“Sebelum pandemi COVID-19 saya biasanya berkunjung ke Wisata Kuliner Pasar Lama Tangerang ini seminggu sekali pada malam hari, karena ingin menikmati malam sambil kulineran. Tapi dengan kondisi pandemi seperi sekarang, membuat pasar lama ini harus ditutup lebih awal demi menjaga kesehatan seluruh masyarakat Tangerang. Selain kulineran kamu bisa melihat peninggalan sejarah yang ada di kawasan ini, lho! Dan buat kamu yang ingin berkunjung ke Pasar Lama, jangan lupa untuk selalu menjaga jarak, serta selalu menggunakan masker,” ujar Danty, salah satu pengunjung Kawasan Kuliner Pasar Lama.
Nahh jajanan apa kira-kira yang kalian suka..??manjakan jiwa jajan anda sekarang ke Pasar Lama Tangerang.
METROPOST1.COM, Bondowoso — Tim Climate Change Frontier atau CCF, berkunjung ke salah satu UKM Binaan CCF, yaitu Rumah Mie NOKOL di Desa Tangsil Kulon Kecamatan Tenggarang, Kab Bondowoso, milik Agus Gaban. Tim terdiri dari Baskoro selalu Founder CCF, Zainul Cahyadi dan Farid. Selain bersilahturahmi Tim CCF membahas kemajuan Mie Nokol dan tetap bertahan ditengah pandemi saat ini, ke depannya akan segera terealisasi berupa pengembangan usaha Cafe di tempat ini.
Baskoro CCF mengatakan,” Rumah Mie Nokol adalah UKM binaan CCF dan dalam waktu dekat akan kita bangun Cafe di depan Rumah Mie Nokol ini, harapan kami semoga menjadi sentra perekonomian dan sumber penghasilan khususnya untuk mas Agus Gaban.
Tim juga merasakan nikmatnya sensasi makanan Mie Nokol dengan bumbu dan racikan khas Agus Gaban. Harga Mie Nokol di Rumah Mie Nokol ini, sangat terjangkau cukup dengan merogoh kocek lima ribu rupiah bisa merasakan khasnya Mie Nokol.
“Saya banyak-banyak Terima kasih kepada CCF utamanya Pak Baskoro yang telah membantu saya dan sekeluarga dalam program CCF” ujar Agus Gaban. (Agus S)