METROPOST1.COM, Indramayu — Disaat Republik Indonesia dalam masa pandemi dikarenakan Covid-19 yang begitu menghawatirkan Komunitas Sadakala tetap menjalankan Tradisi sebagai bukti Kecintaanya terhadap jejak jejak leluhur yang begitu luar biasanya hingga membuat kita-kita saat ini bisa menikmati kehidupan dengan damai tentram Lohjinawi.
Namun berbeda proses jamasan kali ini dengan proses jamasan jamasan sebelum adanya PPKM, Prosesi Jamasan di malam 1 Suro, hanya dihadiri beberapa saja, ini dikarenakan protokoler kesehatan dan anjuran pemerintah dalam masa PPKM, namun tetap tidak mengurangi nilai nilai kesakralan dalam melaksanakan proses jamasan.
Sebelum menjamas ratusan pusaka dengan berbagai macam jenis diawali doa bersama memohon ridho dan keselamatan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Ditemui di tempat kegiatan Satrio Aji pambudi atau dengan sebutan Den Bagus Rio mengatakan, “Dalam jamasan kali ini kita mengambil Tema jamasing pusaka tulaking bala, sebagai harapan semoga negri pertiwi pulih,sehat seluruh makhluk, makmur gemah ripah loh jinawi rahayu, serta besar harapan kami dari Komunitas Sandakala sangat berharap adanya regenerasi milenial yang tidak melupakan leluhur yang kolosal, melestarikan budaya leluhur, menjungjung tinggi adat tanpa mengurangi logika dan keimanan”
Papar den Bagus Rio.
Didampingi Aniko Fajar, biasa dipanggil Niko juga mengatakan “ucapan dari orang tua yang disampaikan secara turun temurun dan masih saya pegang adalah wong jawa aja ilang jawane, dalam arti Selama kita masih mengkonsumsi padi yang tumbuh di tanah jawa, masih meneguk air dari tanah jawa, tidak ada salahnya menjungjung lestarinya budaya kita khususnya tanah jawa, tidak menolak budaya luar, tapi menyelaraskan secara berdampingan tidak mengurangi tata krama dan saba sita orang tua kita sedari jaman dahulu” ungkapnya.
“Menyaring laku lampah yang baik dan tidak bersebrangan dengan aqidah-aqidah agama, kami juga dari komunitas Sandakala berusaha menyelamatkan pusaka pusaka yang tidak terawat kami bersihkan supaya bisa menjadi edukasi terhadap generasi muda supaya lebih paham terhadap benda benda peninggalan leluhur leluhur kita yang begitu luar biasanya penerapan budaya juga diharap dapat mendorong sebuah pemahaman agar masyarakat pada umumnya, anak cucu pada khususnya agar dapat menjawab Ko adat budaya peninggalan leluhur yg kita cintai ini pada era globalisasi yang rentan dengan budaya luar/asing yang tidak terfilter. Semoga hal ini dapat bermanfaat untuk semua segmen” pungkasnya. (Hery)