METROPOST1.COM, Indramayu — Ada tiga makam yang dipercaya merupakan sesepuh desa Ujungpendok jaya kec. Widasari kab. Indramayu. Makam tersebut berada di pemakaman umum desa yang setiap tahunnya rutin diadakan kegiatan adat kebudayaan oleh masyarakat sekitar. Namun alangkah ironinya ketika masyarakat sekitar tidak mengetahui sejarah dari para pendahulunya tersebut, banyak cerita beredar yang simpang siur dengan asal usul ketiga tokoh dalam bangunan makam itu, ada yang mengatakan ketiga tokoh tersebut berasal dari daerah bagelen dan menjadi buruh (pawongan.jawa red) dan lain sebagainya.
Dari kesimpang siuran tersebut tim jejak jeneng Indramayu mencoba menelisik kebenaran sejarah yang dipercaya oleh sebagian masyarakat mengenai ketiga makam tersebut, Sabtu (10/7).
Menurut Wa eng salah satu warga yang ikut dalam kegiatan penelisikan tim jejak jeneng Indramayu bahwasanya perlu adanya suatu titik terang terang tentang sejarah ki buyut, karena ini akan menjadi warisan kelak nanti pada anak cucu kita generasi yang akan datang.
“Saya sangat senang sekali bisa ikut langsung menelisik sejarah sesepuh desa yang sampai saat ini belum terpecahkan, dengan adanya hal ini saya bisa mengetahui siapa sebenarnya beliau-beliau itu yang banyak diceritakan masyarakat selalu berbeda-beda kisah, kalau kaya gini terus ya kita orang tua menjadi bingung akan kebenaranya”, ujarnya.
Menurut ketua tim jejak jeneng Indramayu Abi Rochimana mengatakan timnya kali ini akan menelisik sejarah mengenai Nyi Buyut Sentana Ayu, karena sebelumnya sudah pernah menelisik buyut Guna dan buyut Sabil. Kami juga akan terus menelisik sejarah ki buyut di kecamatan widasari agar sejarah tentang tokoh-tokoh sepuh atau ki buyut dapat diketahui oleh masyarakat luas di desa masing-masing.
“Baru ada beberapa desa yang sudah kami coba telisik, mudah-mudahan itu bermanfaat bagi semuanya, karena kita semua akan malu ketika kita tidak mengetahui sejarah desanya, hal itu banyak berdasarkan katanya dan katanya sehingga masyarakat menjadi bingung tentang kebenaran sejarah tokoh sepuh tersebut,” pungkasnya.
Praktisi spiritual jejak jeneng Indramayu Kyai Ageng Syarif Maulana Rohman mengatakan, “sejarah itu adalah warisan generasi kedepan, karena belum tentu anak cucu kita nanti mengetahui sejarah sebab sudah terkontaminasi dengan zaman yang serba canggih, oleh karenaya kami akan mencoba mencari titik kebenaran tentang beberapa tokoh ki buyut di kecamatan Widasari walaupun hanya sekilas, namun ini bisa menjadi tambahan referensi untuk pembukuan cerita sejarah desa”, ungkapnya.
Setelah dilakukan penelisikan selama 4 jam mulai dari tahlil bersama sampai mediasi secara ghaib, diperoleh hasil bahwa Nyi Buyut Sentana Ayu mempunyai nama asli yakni Nyai Mas Sekar Ayu Kuningan, yang berasal dari daerah kuningan, Nyi sentana ayu sejak kecil diasuh dan dibesarkan oleh Ki Buyut Ibnu Sabil (Ki Buyut Sabil). Saat masih bayi Nyi Buyut Sentana Ayu ditemukan oleh Ki Buyut Sabil terapung di kali Cimanuk. Nyi Buyut Sentana Ayu dihanyutkan di kali Cimanuk karena pada saat itu daerah kuningan sedang mengalami peperangan, dan demi menyelamatkan trah keturunan kerajaan beliau dihanyutkan di kali Cimanuk. Ketika ki buyut sabil menemukannya, terdapat sebuah tulisan yang berada di dalam keranjang bayi, dan tulisan tersebut merupak sebuah pesan, tulisan itu berbunyi “Ketika bayi ini dewasa sudi kiranya untuk diantarkan ke daerah kuningan”.
Setelah Nyi Buyut Sentana Ayu tumbuh dewasa pesan tersebut dilaksanakan oleh Ki Buyut Sabil untuk mengantarkannya ke daerah kuningan, namun Nyi Buyut Sentana Ayu lebih kerasan tinggal bersama orang tua asuhnya yang sedari kecil membimbing dan mengasuhnya hingga dewasa, oleh karenanya Nyi Buyut Sentana Ayu memutuskan untuk tinggal bersama orang tua asuhnya tersebut.
Nyi Buyut Sentana Ayu adalah merupakan sosok perempuan yang cerdas dan patuh terhadap orang tua. Disamping ikut nyantri belajar ilmu agama pada Ki Buyut Guna, Nyi Buyut Sentana Ayu juga ikut membantu mengembangkan pedukuhan yang telah dibangun oleh Ki Buyut Sabil. Ia membuka lahan baru untuk mendirikan sebuah tempat belajar mengaji di sekitar pedukuhan, karena pada saat itu banyak sekali santri yang belajar pada Ki Buyut Guna. Dibukalah sebuah lahan baru yang sekarang bernama Senteri.
Kata Senteri sendiri merupakan sebuah tempat yang saat itu banyak di huni oleh para santri, karena lidah orang jawa saat susah menyebutkan kata Santri, melainkan kata Senteri. Sementara wilayah yang menjadi perluasan pesantren dan menjadi peninggalan Nyi Buyut Sentana Ayu adalah yang sekarang bernama Blok Bonjot.
Nyi Buyut Sentana Ayu mempunya pusaka yang berupa Tusuk Konde, yang sekarang berada di daerah senteri (Menjadi petilasan/kibuyutan). Tusuk Konde tersebut merupakan sebuah Alat yang selalu digunakan oleh Nyi Buyut Sentana Ayu untuk menunjuk huruf-huruf Al Quran saat mengaji, atau dalam Bahasa jawa dikenal dengan nama tudu. Sementara karomah yang dimiliki oleh Nyi Buyut Sentana Ayu adalah selalu Awet Muda, artinya hingga akhir hayatnya Nyi Buyut Sentana Ayu terlihat seperti muda (Tidak Pernah Tua).
Nyi Buyut Sentana Ayu berpesan agar dibuatkan sebuah replika pusaka nya tersebut untuk menjadi simbol di pesarean/petilasan nya agar seterusnya dapat dikenang dan menjadi pelajaran untuk masyarakat bahwasanya Al Quran itu haruslah menjadi tudu atau penunjuk jalan agar tidak tersesat menuju jalan yang Allah SWT ridhoi, Wallahu A’lam Bisshowaf. *Abi Rochim. (MT jahol)