Metropostnews.com/Lebak – Polres Lebak akan menyelidiki penyebab kenaikan harga pangan yang terjadi belakangan ini. Sebab kenaikan makin menjadi-jadi hingga mempersulit ekonomi masyarakat.
Kapolres Lebak, AKBP Suyono mengatakan, harga pangan khususnya beras dipasaran saat ini harganya sudah tidak terkendali, untuk itu dia telah memerintahkan Satreskrim untuk melakukan penyelidikan, kenapa harga beras begitu tinggi usai pemilu.
“Hasil ekspos bersama sebelum pemilu digelar stok pangan aman hingga ramadhan, namun setelah pemilu usai stok pangan dinyatakan terbatas dan langka, ini yang akan kita cari tahu,” kata AKBP Suyono kepada wartawan di Rangkasbitung, Rabu (21/2/2024).
Masih katanya, Polres Lebak tidak akan tinggal diam dengan kejadian tersebut. Saat ini, Polres tengah fokus melakukan pengecekan ke pasar-pasar serta lokasi lainnya yang ada kaitannya dengan kenaikan harga pangan selain beras. Kalau perubahan dan lonjakan harga terus terjadi secara signifikan, maka hal ini akan dilaporkan ke Satgas Pangan Polda Banten agar ditindak lanjuti secara hukum.
“Hingga saat ini kita belum menemukan adanya penimbunan pangan, namun jika nanti ditemukan kita akan tindak tegas,” ujarnya.
Dikatakan Suyono, jika hasil penyelidikan di lapangan terbukti ada penyimpangan yang menyalahi aturan, maka akan ditindaklanjuti secara hukum.
“Kepolisian juga mengevaluasi sejauh mana kaitan kenaikan harga dengan pelanggaran tersebut, apakah memang ada unsur kesengajaan atau tidak,” paparnya.
Kapolres menekankan apabila muncul pelaku penimbun atau spekulan maka mesti ditangani secara bersama. Sebab, tindakan seperti itulah yang menyebabkan harga pangan tak kunjung turun.
“Intinya mudah-mudahan suplai pangan aman. Untuk memutus rantai spekulan, kartel penimbun perlu kekompakan sinergi karena ini bukan hanya tanggung jawab Polri tapi juga unsur terkait lain di daerah,” tuturnya.
Kapolres juga meminta kepada pemerintah khususnya dinas perdagangan dan Bulog agar segera melakukan Operasi Pasar (OP) untuk menekan harga pangan yang saat ini sudah sangat tinggi.
“Mudah-mudahan dengan kami bergerak bisa mengintervensi sejumlah harga bahan pokok di pasar,” ucapnya.
Sementara itu, Yani, Kabid Perdagangan Disperindag Lebak Yani menyampaikan, stok beras berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) diperkirakan sedang mengalami defisit sebesar 2,7 juta ton pada periode Januari-Februari 2024.
“Situasinya sedang ada tekanan dari produksi, sebagian petani kita telat tanam, baru Januari tanam,” tutur Yani.
Redaksi (Ajat)