
METROPOSTNews.com | mengungkapkan jawaban akan gedung GOR kutosari yang menjadi Misteri/ banyak pertanyaan warga di kebumen. Khususnya warga kutosari. Minggu (27/11).
Saat awak media menggali dan menelusuri terkait berita apa yang menjadi berita hangat dan menyedot perhatian publik khususnya di kebumen yang memaksakan mata untuk tidak yakin akan bangunan gedung GOR di desa kutosari
Awak media telah dapatkan titik temu sebab dan akibat adanya berita miring mengenai GOR kutosari dengan pagu anggaran yang cukup fantastis kurang lebih sekitar 800 juta sekian.
Namun setelah pengajuan program gedung GOR masuk ke aplikasi SIKS NG pada saat bersamaan dana Desa berkali kali terjadi perubahan yang disebabkan adanya covid’19.
Hal yang tak terduga tapi harus di atasi, ini di rasa cukup menyita segalanya termasuk anggaran pembangunan gedung GOR yang kurang lebih 50%nya harus di pangkas untuk menanggulangi musibah covid”19.
Sehingga berimbas pada bangunan yang dalam perencanaan pembangunan gedung GOR tetapi hasilnya tidak sesuai GOR namun akhirnya hanya semacam luasan aula.
Yang mana karena aturan, program yang sudah masuk aplikasi siks NG tidak bisa di rubah lagi tema/perencanaannya dari gedung GOR menjadi Aula sehingga menjadikan salah presepsi bagi banyak orang. Ungakap Fadlan selaku kades kutosari.
Kemudian selang waktu yang tidak cukup lama setelah berdirinya GOR. turunlah tim Inspektorat ke kantor desa Kutosari.
Dengan sigab melakukan Audit pendanaan gedung GOR tersebut. Dengan di dampingi pihak Kejaksaan juga polres setempat.
Yang mana hasil dari observasi gedung GOR desa kutosari memang terdapat selisih yang mana akhirnya dinominalkan dan di kembalikan ke rekening desa.
Tim juga faham jika pembangunan gedung tersebut cukup menyita anggaran di karenakan butuh diratakan terlebih dulu dari bangunan yang semula rumah tinggal.
Setelah awak media banyak berbincang dengan Fadlan selaku kades kutosari akhirnya kian gamblang.
Bukan kades menghindar juga bukan pihak inspektorat berkelit namun karena Waktu dan kesibukanlah di akhir tahun ini menjadi pengaruh untuk sulitnya membagi waktu termasuk untuk bertemu tamu/media yang ingin melakukan klarifikasi, yang mana memang tidak di agendakan sebelumnya.
Prisip yang di sampaikan oleh awak media bahwa”
Jika memang bersih ga perlu risih.
Jika tidak salah buat apa resah.
Kami sangat apresiasi dan sepakat.
Ungkap salah satu instansi di Kebumen.
Reporter : Tur Hartoto & Fandi