METROPOST1.COM, Wajo — Amran Mahmud sejak dahulu terkenal sebagai sosok pekerja keras, profesional, dan amanah. Hal yang tetap dipertahankannya hingga menjadi Bupati Wajo sekarang ini.
Sebagai orang nomor satu di Bumi Lamaddukelleng, pria berlatar belakang akademisi dan politisi ini tentu dituntut terus berpikir untuk bagaimana memajukan daerah.
Satu hal yang selalu dilakukannya adalah meminta masukan dari berbagai pihak. Tidak sebatas dari perangkat dinas atau jajaran lain di pemerintahannya, tetapi juga dari akar rumput.
Tidak heran apabila agenda Amran Mahmud sangat padat tiap harinya. Bahkan saat hari libur sekalipun dia tetap beraktivitas. Itu semua dilakukan untuk menampung seluruh ide untuk kemudian dirumuskan dan dijalankan.
Itu kembali tersaji pada Jumat (30/7/2021). Amran Mahmud sedari pagi menerima tamu di rumah jabatan, kemudian menerima beberapa tamu di kantor hingga salat Jumat, lalu menjawab aspirasi dan silaturahmi dengan masyarakat Desa Alesilurung, Kecamatan Pitumpanua, yang dilanjutkan dengan peninjauan infrastruktur hingga sore.
Tidak sampai di situ, sampai malam hari Amran Mahmud masih melanjutkan kunjungannya. Setelah salat magrib, dia menemui warga Desa Awota, Kecamatan Keera, kemudian lanjut ke Desa Paojepe di kecamatan yang sama.
Bertempat di rumah salah seorang tokoh masyarakat Desa Paojepe dengan didampingi Kadis Perikanan, Camat Keera, Kabid Prasarana dan Sarana Pertanian, Kabid Tanaman Pangan, dan pemerintah desa setempat, terlihat Amran Mahmud serius mendengarkan aspirasi dan permintaan dari masyarakat.
Meskipun jam sudah menunjukkan pukul 20.45 Wita, Amran Mahmud masih semangat mendengarkan penyampaian masyarakat. Terlihat juga masyarakat yang hadir antusias menyampaikan keluhan dan unek-uneknya.
Persoalan yang paling banyak dikeluhkan masyarakat yang hadir adalah persoalan pupuk bersubsidi. Salah seorang dari mereka menyampaikan bahwa mereka paham yang namanya subsidi pasti terbatas.
“Kami mengerti Bapak Bupati, bahwa pupuk bersubsidi pasti terbatas, kami paham dan kami menerima semua itu,” kata salah seorang masyarakat yang hadir.
Akan tetapi, lanjutnya, yang membuat mereka heran jatah untuk petani yang punya lahan 2 hektare bisa mendapatkan pupuk bersubsidi, tetapi yang diterima hanya untuk 1 hektare.
“Kami minta tolong Bapak Bupati agar dicarikan solusi atau ditelusuri proses bagian mana yang bermasalah,” tambahnya yang kemudian dibenarkan beberapa masyarakat yang hadir.
Menanggapi hal tersebut, Amran meminta kepada Dinas Pertanian melalui Kabid PSP untuk ditelusuri di mana letak proses yang berjalan tidak semestinya.
“Minta tolong Pak Kabid untuk ditelusuri di bagian mana ini yang ada kesalahan dari prosesnya, apakah dari pengusulan kelompok dalam bentuk Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) atau penginputan RDKK yang online sekarang yang mungkin ada kesalahan data, bisa juga ada memang oknum pengecer atau distributor yang ‘nakal’,” kata Amran Amran.
Kalau perlu, lanjut Amran Mahmud, tim inspektorat daerah memantau dan memeriksa di bagian mana yang perlu diperbaiki mulai dari pengusulan sampai distribusi kepada masyarakat.
“Kami akan kawal ini, bapak-bapak. kalau perlu kita akan minta inspektorat daerah untuk turun. Terima kasih banyak atas informasi-ta’ semua,” kata Amran.
Kabid PSP, Sudirlang, menjelaskan bahwa memang sistem penginputan RDKK yang online sekarang memang perlu ekstra hati-hati karena tanda titik koma saja yang tidak sesuai dengan data itu akan ditolak oleh sistem.
“Kalau ada yang ditolak oleh sistem itu kita perbaiki lagi sampai diterima oleh sistem. Kami siap melaksanakan instruksi Bapak Bupati untuk mencari tahu dimana kesalahan dari tahapan pengusulan dan pendistribusian pupuk bersubsidi ini,” kata Sudirlang.
Sementara, Camat Keera, Andi Ahmad Ridha, menyampaikan dirinya akan menjadwalkan untuk mengundang perwakilan gabungan kelompok tani desa/kelurahan se-Kecamatan Keera, penyuluh pertanian kecamatan, dan pengecer pupuk lingkup Kecamatan Keera.
“Kami akan tindak lanjuti khusus untuk wilayah Kecamatan Keera sebagai langkah antisipasi karena yang menyampaikan aspirasi kepada Bapak Bupati tadi memang orang Keera, tapi memiliki sawah atau bertani di wilayah Kecamatan Pitumpanua. Sementara RDKK disusun dan diusulkan berdasarkan lokasi areal pertanian,” tuturnya.
Asyiknya berdiskusi dan mendengarkan masukan dari masyarakat, tidak terasa waktu menunjukkan pukul 22.00 Wita. Amran Mahmud pun pamit untuk kembali ke Sengkang. (Andi Baso)