
Metropost1.com — Memasuki Usia matang membuat Eddie Vedder tak se”gila” dulu dalam aksi di atas panggung bersama Pearl Jam. Kini Dia lebih menemukan ketenangan. Tetapi hal itu tak merubah sisi lain Eddie Vedder yakni sisi Kritis, Peduli masalah sosial dan masih tetap punya idealisme tinggi.
Saat masih muda Eddie Vedder sering melakukan aksi gila di atas panggung semisal naik ke atas tang penyangga yang sangat tinggi, lompat ke arah penonton dari posisi yang sangat tinggi dan sederet hal nekat lainnya.
Bergerak di scene yang sama dengan Nirvana, Seattle sound bukan melulu soal Nirvana, Nevermind atau Kurt Cobain. lebih dari itu suara suara keras dari Seattle sangat mewakili gairah anak muda kala itu dengan segenap amarahnya, rasa apatis, ketidak puasan dan segala hal yang para musisi Seattle angkat ke permukaan dengan bermusik dan Eddie Vedder dan Pearl Jam berada di garis depan dalam hal itu.
Idealisme Pearl jam pernah membuat Mereka bermasalah dengan promotor tiket konser tapi jauh sebelum hal itu terjadi Pearl jam bersama Eddie Vedder sudah memiliki idealisme tinggi. Saat kesuksesan besar album Ten pada tahun 1991 yang membuat nama Mereka mendunia dan berhasil memuncaki tangga lagu di berbagai negara. Mereka menolak membuat vidio clip dan wawancara dengan Pers. Setelah kesuksesan album Ten, Mereka mengeluarkan album kuat lainnya ber title Vitalogy dan disusul No Code. Dan tanpa bantuan Pers Mereka tetap terbang tinggi karena karya yang bagus akan tetap bagus walau tanpa bantuan publikasi berlebihan.
Pada saat Pearl Jam tampil di acara MTV Unplugged, Dia mengambil spidol dan menulis di tangannya “Pro-Choice” dan mulai membawakan tembang “Porch” .
Di tahun 2007, Eddie Vedder mengajak ke pada penonton untuk memboikot perusahaan minyak B.P. amocco karena menurutnya Perusahaan tambang itu mencemari udara.
Apa yang membuat Vedder spesial adalah: ia bukan sekadar musisi. Ia memiliki kehidupan yang seimbang sebagai aktivis dan musisi. Dalam wawancara bersama News Week, Vedder mengungkapkan dirinya mencoba mengusahakan business plans untuk para korporat, agar mereka tidak menghancurkan lahan atau budaya, namun tetap meraih keuntungan. Isu tentang binatang dan perempuan pun menjadi hal yang turut diperjuangkan oleh Vedder.
Ia percaya bahwa perempuan memiliki hak reproduksi, berbicara tentang kekerasan seksual dan berhak mendapatkan kehamilan dan kelahiran yang aman. Etos Vedder ini dibawanya ke skena musik grunge, termasuk dalam lagu-lagu Pearl Jam. Sebagai penggemar Pearl Jam, jelas kita bakal menemukan lirik-lirik yang megangkat perempuan sebagai tokoh protagonis dalam lagu mereka. Katakanlah soal perempuan yang menghadapi isu kesehatan mental, hubungan mengecewakan sampai bagaimana perempuan mengalami kesalahpahaman dengan orangtua dan laki-laki.
Tulisannya yang berjudul ‘Reclamation’ yang ditulis untuk Majalah Spin edisi November 1992 pun menjadi sesuatu yang sampai saat ini tidak bisa kita lupakan. Vedder membawa isu aborsi dalam tulisan tersebut dan memprotes pemerintah Inggris karena tidak mengijinkan hal tersebut. Ia mempertanyakan masa depan korban kekerasan seksual dan perempuan di bawah umur yang tidak siap mengalami kehamilan dengan alasan rasional.
(Andrian)