Metrpostnews.com – Stasiun Serang merupakan simpul transportasi penting bagi masyarakat yang setiap hari bergantung pada layanan kereta. Secara umum, peningkatan pelayanan sudah terlihat: petugas yang ramah serta kebersihan area dalam stasiun menjadi hal positif yang patut diapresiasi.
Namun, di tengah meningkatnya jumlah penumpang, terdapat beberapa aspek pelayanan yang masih perlu diperbaiki agar kenyamanan publik tetap terjaga.
Salah satu persoalan utama adalah ruang tunggu yang terbatas, tidak sebanding dengan lonjakan jumlah pengguna jasa. Tiket yang sering habis dan jumlah penumpang yang membludak menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap kereta api, namun kapasitas fasilitas belum sepenuhnya mengikuti kebutuhan.
Selain itu, kebijakan penghapusan penomoran kursi pada KA Lokal Serang–Rangkasbitung menimbulkan kebingungan di lapangan. Memang, saat membeli tiket penumpang dapat melihat apakah tiket tersebut termasuk kategori duduk atau berdiri.
Masalah muncul ketika memasuki gerbong: tidak ada sistem penanda yang memungkinkan penumpang mengetahui siapa yang memegang tiket duduk dan siapa yang memegang tiket berdiri.
Akibatnya, penumpang yang sebenarnya berhak duduk kerap kehilangan kursinya karena tidak ada mekanisme pembeda yang jelas. Sistem ini perlu dievaluasi melalui penandaan kursi, kode tiket khusus, atau teknologi pemindaian sederhana.
Permasalahan lain tampak di area luar stasiun. Parkir yang sempit serta arus keluar–masuk kendaraan yang kurang tertata kerap menyebabkan kemacetan di depan pintu utama. Hal ini tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga dapat membahayakan keselamatan pengguna jasa.
Di samping itu, fasilitas pendukung seperti Wi-Fi gratis yang sudah tersedia di beberapa stasiun lain belum hadir di Stasiun Serang. Kehadiran Wi-Fi dapat membantu penumpang mengakses informasi perjalanan atau menyelesaikan pekerjaan sambil menunggu keberangkatan.
Berbagai catatan ini bukanlah upaya untuk mengkritik tanpa dasar, melainkan bentuk perhatian dan harapan agar Stasiun Serang menjadi fasilitas publik yang semakin baik.
Penumpang tidak menuntut hal yang berlebihan; mereka hanya menginginkan pelayanan yang jelas, tertata, dan menghargai hak pengguna jasa.
Sudah saatnya suara penumpang dijadikan bahan evaluasi demi terciptanya pelayanan yang lebih responsif.
Dengan penataan fasilitas, pemberian kepastian layanan, serta optimalisasi area keberangkatan dan kedatangan, Stasiun Serang dapat menjadi contoh pelayanan publik yang berkualitas.
Karena pada akhirnya, layanan yang baik bukanlah bonus melainkan hak setiap pengguna.
Nama penulis : Aulia Kamalia
Dosen pembimbing : Angga Rosidin S.IP, M.A.P
Kepala Program Studi : Zakaria Habib Al-Ra’zie S.IP, M.Sos

