METROPOST1,COM. Cirebon — Salah satu tokoh pemuda Kota Cirebon yang juga Koordinator Forum Komunikasi Pemuda Cangkol (Forkompac) mengecam aksi tawuran yang berlangsung di area dalam Keraton Kasepuhan Cirebon, Rabu (25/8/21).
Pria yang juga aktif sebagai Ketua IWO Cirebon raya tersebut mengaku prihatin atas apa yang menimpa Keraton Kasepuhan akibat adanya perebutan tahta Sultan.
Dikatakannya, persoalan perebutan tahta Sultan merupakan permasalahan Keluarga dalam Keraton. Sangatlah tidak elok, jika perseteruan keluarga Keraton melibatkan pihak luar hingga menyebabkan kericuhan.
“Dalam hal ini kami tidak mempersoalkan siapa Sultan di Keraton Kasepuhan, toh tidak ada pengaruhnya juga bagi kami. Tapi persoalannya itu ada pada aset Keraton itu sendiri, kalau ributnya didalam, itu kan berpotensi merusak benda-benda cagar budaya,” kata Muslimin.
Menurutnya, selaku masyarakat yang tinggal dekat dengan Keraton meminta agar hal tersebut diselesaikan secara internal, tidak perlu melibatkan masyarakat luar yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan keluarga Keraton.
“Anehnya lagi, kok yang tawuran malah masyarakat luar. Apa tidak bisa diselesaikan melalui jalur yang lebih elegan, bukannya dulu para Wali juga selalu menyelesaikan persoalan itu secara musyawarah,” ujarnya.
Ia meminta, agar pihak kepolisian mengusut aksi tawuran yang terjadi siang tadi. Pasalnya, aksi tawuran sangat berpotensi merusak benda cagar budaya yang ada didalam Keraton.
“Keraton mempunyai nilai historis yang sangat besar bagi Kota Cirebon, sungguh miris apabila harus dirusak hanya karena perebutan tahta, parahnya lagi yang tawuran itu entah siapa. Maka kami minta Kepolisian agar mengusut itu,” tandasnya.
Forkompac, lanjut Muslimin, akan membuat laporan kepolisian apabila diperlukan. Hanya saja, pihaknya masih menunggu Keluarga Kasultanan melaporkannya terlebih dahulu.
“Kalau pihak Keluarga Kasultanan tidak juga melaporkan maka kami yang akan melapor. Karena yang ditakutkan adalah, tawuran ini tidak berhenti disini dan bakal kembali terjadi, karena kami mensinyalir akan ada satu pihak lagi yang akan mengklaim bahwa dirinya sebagai Sultan,” pungkasnya. (Cepi)




