Metropostnews.com/Kazakhstan – Pesawat penumpang Azerbaijan yang terbang dari Ibu Kota Baku ke Grozny Rusia jatuh di Kazakhstan barat, korban tewas akibat insiden ini mencapai 38 orang.
Dilansir kantor berita AFP, Kamis (26/12/2024), Wakil Perdana Menteri Kanat Bozumbayev mengatakan 38 orang dilaporkan tewas dalam insiden ini. Pesawat itu membawa 67 penumpang, pesawat dengan nomor penerbangan J2-8243 jatuh di sekitar Laut Kaspia, Kota Aktau, Kazakhstan pada Rabu (25/12/2024).
Muncul dugaan spekulasi bahwa pesawat yang terbang ribuan kilometer dari Azerbaijan untuk mendarat di Rusia tersebut mengalami kecelakaan karena serangan burung. Namun, dugaan yang berasal dari pihak pengawas penerbangan tersebut dibantah oleh sejumlah pakar penerbangan.
Seorang pakar penerbangan justru menyatakan bahwa kejatuhan pesawat bukan disebabkan serangan burung, tapi diduga kuat akibat penggunaan teknologi militer.
Sebuah video beredar luas di media sosial, dalam video tersebut terdengar suara takbir yang menggema dan dua kalimat syahadat, menambah kesan mencekam saat kondisi pesawat yang rusak parah terekam.
Video ini dikirimkan kepada istrinya dan cepat menyebar di berbagai akun media sosial. Meskipun dalam situasi yang sangat mencekam, pria tersebut tampak tenang menghadapi keadaan tersebut.
Video ini menarik perhatian banyak netizen, penasaran akan nasib pria tersebut. Kabar baik datang setelah pihak berwenang mengonfirmasi bahwa pria tersebut selamat bersama dengan penumpang lainnya.
Sebelum terjatuh, pesawat dilaporkan sempat keluar jalur dan terbakar sebelum melakukan pendaratan darurat.
Penyebab jatuhnya pesawat di Azerbaizan masih terus diselidiki. Apakah dipicu karena faktor cuaca buruk, masalah mesin, serangan burung, atau terkena tembakan buntut dari perang Rusia-Ukraina? Investigasi dilakukan termasuk soal lubang-lubang yang ditemukan di badan pesawat.
Lebih dari 50 tim penyelamat bergegas ke lokasi kejadian, berhasil memadamkan api di lokasi kecelakaan. Pejabat Kazakh kemudian mengatakan lebih dari 150 pekerja darurat berada di lokasi. Sementara kementerian kesehatan mengatakan sebuah penerbangan yang membawa dokter spesialis sedang dikirim dari ibu kota Astana, untuk merawat korban luka. (Andryan)