Metropostnews.com/Jakarta – Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Dr Edi Hasibuan menyampaikan apresiasi kepada Polda Polda Metro Jaya cukup tegas dan cepat dalam menangani bentrokan dua kelompok preman di Bekasi, Jawa Barat.
“Kapolda Metro Jaya telah tegas membersihkan Jakarta dan sekitarnya dari segala bentuk premanisme,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin 6 Agustus 2023 siang
Dia mengatakan tindakan tegas ke preman itu membuktikan Polri telah hadir sebagai pelayan, pelindung, pengayom dan penolong masyarakat jakarta.
Dosen Pascasarjana Universitas Bhayangkara Jakarta juga menilai Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya telah cepat merespon terjadinya bentrokan dua kelompok preman yang selama ini meresahkan.
Polisi telah hadir memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat atas bentrokan dua kelompok preman yang disertai dengan penembakan, ujarnya.
“Bentrokan ini kalau tidak ditertibkan dengan cepat maka bisa menimbulkan keresahan terhadap masyarakat,” katanya.
Dia meminta polisi agar tidak sekalipun memberi ruang kepada premanisme karena bisa menimbulkan ketakutan kepada masyarakat.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya menetapkan 11 tersangka dalam kasus penembakan yang melibatkan dua kelompok massa sehingga menyebabkan GR (44) tewas tertembak di kavling Rawa Bambu Bulak, Bekasi, Jawa Barat, Minggu malam (29/10).
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi saat dikonfirmasi, di Jakarta, Senin mengatakan sembilan tersangka sudah ditahan sedangkan dua tersangka masih menjadi buronan.
“Ini penyerangnya jumlah 6 orang, salah satunya meninggal dunia. Kemudian yang melakukan perlawanan itu juga 6 orang juga, dua DPO,” kata Hengki Haryadi kepada wartawan, Senin
Adapun korban tewas bernama Gaspar (44) yang diketahui merupakan kelompok dari Nus Kei yang menyerang kelompok John Kei. Untuk kelompok John Kei diketahui yang melakukan perlawanan dan yang diserang.
Hengki mengatakan bahwa peristiwa tersebut dipicu adanya dendam terkait insiden bentrokan pada bulan September lalu.
“Kemudian hasil pemeriksaan kami, bahwa kasus ini sebenarnya bermotif konflik antar beberapa kelompok yang sumbernya bukan di Jakarta, yang terjadi pada bulan September 2023 di Maluku Utara. Jadi ini adalah motifnya balas dendam,” ujarnya.
Akibat dari dendam itu, kelompok Nus Kei berniat untuk melakukan penyerangan terhadap kelompok John Kei di Bekasi, Jawa Barat pada 29 Oktober lalu dengan membekali diri dengan senjata tajam. (MP)