METROPOST1.COM, Wajo — Bupati Wajo, Amran Mahmud mendambakan di masa depan Kabupaten Wajo bisa seperti Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta yang punya berderet toko penjual oleh-oleh khas daerahnya. Selain bisa meningkatkan ekonomi, tentunya juga mendongkrak sektor pariwisata.
Impian itu disampaikan Amran Mahmud saat menghadiri peresmian Pusat Oleh-Oleh Sengkang, Selasa (10/8/2021), yang berlokasi di Jalan Bau Mahmud, Kota Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.
Sesuai namanya, toko ini menjual aneka ragam makanan dan camilan dari dari seluruh 14 kecamatan di Bumi Lamaddukelleng. Merupakan binaan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kab. Wajo dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kab. Wajo, yang kedua organisasi itu diketuai Sitti Maryam.
Peresmian Pusat Oleh-Oleh Sengkang ditandai dengan pengguntingan pita oleh Amran Mahmud didampingi Ketua TP. PKK sekaligus Ketua Dekranasda Wajo dan Kepala OPD terkait yang sempat hadir
Tak sebatas meresmikan, Amran Mahmud juga menyempatkan meninjau tiap sudut ruangan toko sekaligus berbelanja. Dia membeli sejumlah barang hasil kerajinan dari 14 kecamatan, di antaranya ikan kering, abon ikan, tenteng, bolu cukke, dan minuman dingin.
Amran Mahmud pada kesempatan ini menyampaikan selamat kepada TP PKK dan Dekranasda Wajo yang telah memfasilitasi sehingga toko ini bisa hadir di Wajo.
Amran Mahmud berharap dengan kehadiran toko ini, segala potensi kerajinan, baik makanan khas, camilan, dan kerajinan lainnya di seluruh Wajo bisa dijual di tempat ini.
Amran Mahmud juga sempat menyinggung pameran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang dilaksanakan di Atakkae dalam rangka inovasi desa pada 2019.
Katanya, berbagai produk kerajinan ditampilkan termasuk makanan khas dan camilan dari berbagai kecamatan. Hanya, ia prihatin karena pada akhirnya tidak bisa dipasarkan dan tidak bisa bersaing.
“Saya sangat prihatin waktu itu karena barang tersebut tidak bisa dijual, paling hanya diberikan saja kepada orang karena masih perlu sentuhan,” ujarnya.
Amran Mahmud menyebut, masih perlu pembenahan, mulai dari produksinya, kemasannya, izinnya, dan label halalnya.
“Saya selalu bermimpi, seperti di Yogya. Banyak toko yang menjual oleh-oleh untuk dibawa pulang. Bayangkan kalau ikan bungo dibuatkan kemasan yang bagus dan ditenteng naik di pesawat, pasti kita bangga,” katanya.
Amran Mahmud mengajak dengan semangat kebersamaan, perekonomian terus digerakkan. Walaupun ekonomi anjlok di tengah pandemi, tetap kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas.
“Mari kita gerakkan perekonomian dengan semangat kebersamaan, kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas, agar kita bangkitkan ekonomi di tengah pandemi Covid- 19,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Wajo, Sitti Maryam, mengajak untuk mempromosikan produk unggulan tiap kecamatan.
Dia berharap dengan hadirnya Pusat Oleh-Oleh Sengkang, semua hasil kerajinan makanan khas dan camilan dapat dipromosikan dan dipasarkan di tempat ini.
“Saya harap semua potensi kerajinan yang ada di desa bisa dipasarkan di sini, perlu ada kolaborasi dengan BUMDes,” ujarnya. Untuk memaksimalkan produk kerajinan, lanjut Maryam, perlu adanya label halal dan kemasan serta kualitas makanannya.
Masih dalam situasi pandemi, kegiatan hanya dihadiri Kepala Dinas Perindagkop UMKM Wajo, Ambo Mai, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Porapar) Wajo, Dahniar Gaffar, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Wajo, Andi Liliana, para camat, pengurus TP PKK dan Dekranasda Wajo, serta ketua TP PKK kecamatan se-Wajo, dan beberapa undangan lain, dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat. (Andi Baso)