
Metropostnews.com/Pakistan – Konflik India dan Pakistan tahun 2025 adalah konflik bersenjata antara India dan Pakistan yang terjadi pada 7 Mei 2025, setelah sebelumnya India melancarkan serangan rudal ke Pakistan, serangan tersebut disebut dengan nama sandi Operasi Sindoor.
Perdana Menteri India Narendra Modi belum lama ini memberikan peringatan keras ke Pakistan tepatnya pada Senin (12/5) waktu setempat. Ia mengatakan New Delhi akan menargetkan “tempat persembunyian teroris” di seberang perbatasan jika ada serangan baru terhadap India.
Modi juga menekankan India tidak takut dengan ancaman nuklir dari Islamabad. Ini merupakan komentar publik pertama Modi sejak pasukan bersenjata India melancarkan serangan terhadap Pakistan pekan lalu.
Pernyataan Modi mencuat 2 hari pasca kedua negara dengan kekuatan nuklir tersebut menyepakati gencatan senjata. Kesepakatan itu diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump.
Seperti diketahui ketegangan antara dua negara nuklir, India dan Pakistan, memanas setelah India melancarkan serangan udara ke wilayah Pakistan pada Rabu (7/5) pagi lalu.
Serangan tersebut, dikutip dari CNN, menargetkan infrastruktur militan di sembilan lokasi di provinsi Punjab dan Kashmir yang dikuasai Pakistan.
Aksi tersebut dilakukan sebagai balasan atas pembantaian terhadap 26 wisatawan di Kashmir dua pekan lalu. India menuding kelompok militan yang bermarkas di Pakistan sebagai dalangnya.
Pemerintah Pakistan melaporkan setidaknya 26 warga sipil tewas akibat serangan itu, termasuk seorang anak perempuan berusia tiga tahun, serta 46 warga lainnya terluka.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, menyebut serangan itu sebagai “tindakan perang” dan bersumpah akan melakukan aksi balasan.
Baku tembak dilaporkan terjadi di sepanjang perbatasan, membuat warga sipil berpindah ke wilayah aman. Seorang warga Muzaffarabad di Kashmir, menyatakan beberapa rumah warga kena peluru artileri.
Militer Pakistan mengklaim telah menembak jatuh lima jet tempur milik Angkatan Udara India, tiga jet Rafale buatan Prancis, satu MiG-29, dan satu SU-30, serta satu drone.
Klaim ini belum dapat diverifikasi secara independen oleh media internasional, termasuk CNN yang mengonfirmasi adanya puing-puing pesawat di dekat bangunan sekolah di wilayah India, namun belum jelas milik siapa.
India sendiri tidak memberikan tanggapan langsung atas klaim tersebut dalam konferensi persnya, namun menyebut serangan ini sebagai operasi “Operasi Sindoor,” merujuk pada simbol pernikahan Hindu dan menyiratkan balas dendam atas janda-janda yang ditinggalkan akibat pembantaian sebelumnya.
Pemerintah India menekankan bahwa serangan ini bersifat “terukur, fokus, dan tidak bertujuan meningkatkan eskalasi,” serta tidak menyasar fasilitas militer Pakistan.
Namun, ini merupakan serangan terdalam India ke wilayah Pakistan sejak Perang India-Pakistan 1971, dan menimbulkan kekhawatiran serius akan pecahnya konflik terbuka.
Komunitas internasional, termasuk PBB dan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, menyerukan agar India dan Pakistan menahan diri. Sementara itu, penerbangan komersial masih menghindari wilayah udara Pakistan dan Bandara Srinagar.
Ketegangan ini disebut sebagai buntut konflik panjang atas wilayah Kashmir, daerah mayoritas Muslim di India yang berada di dekat perbatasan Pakistan. Situasi di Kashmir semakin kompleks sejak India mencabut otonomi khusus pada 2019. (MP)
Konflik India dan Pakistan Memanas, Trump Umumkan Gencatan Senjata Kedua Negara
Metropostnews.com/Pakistan – Konflik India dan Pakistan tahun 2025 adalah konflik bersenjata antara India dan Pakistan yang terjadi pada 7 Mei 2025, setelah sebelumnya India melancarkan serangan rudal ke Pakistan, serangan tersebut disebut dengan nama sandi Operasi Sindoor.
Perdana Menteri India Narendra Modi belum lama ini memberikan peringatan keras ke Pakistan tepatnya pada Senin (12/5) waktu setempat. Ia mengatakan New Delhi akan menargetkan “tempat persembunyian teroris” di seberang perbatasan jika ada serangan baru terhadap India.
Modi juga menekankan India tidak takut dengan ancaman nuklir dari Islamabad. Ini merupakan komentar publik pertama Modi sejak pasukan bersenjata India melancarkan serangan terhadap Pakistan pekan lalu.
Pernyataan Modi mencuat 2 hari pasca kedua negara dengan kekuatan nuklir tersebut menyepakati gencatan senjata. Kesepakatan itu diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump.
Seperti diketahui ketegangan antara dua negara nuklir, India dan Pakistan, memanas setelah India melancarkan serangan udara ke wilayah Pakistan pada Rabu (7/5) pagi lalu.
Serangan tersebut, dikutip dari CNN, menargetkan infrastruktur militan di sembilan lokasi di provinsi Punjab dan Kashmir yang dikuasai Pakistan.
Aksi tersebut dilakukan sebagai balasan atas pembantaian terhadap 26 wisatawan di Kashmir dua pekan lalu. India menuding kelompok militan yang bermarkas di Pakistan sebagai dalangnya.
Pemerintah Pakistan melaporkan setidaknya 26 warga sipil tewas akibat serangan itu, termasuk seorang anak perempuan berusia tiga tahun, serta 46 warga lainnya terluka.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, menyebut serangan itu sebagai “tindakan perang” dan bersumpah akan melakukan aksi balasan.
Baku tembak dilaporkan terjadi di sepanjang perbatasan, membuat warga sipil berpindah ke wilayah aman. Seorang warga Muzaffarabad di Kashmir, menyatakan beberapa rumah warga kena peluru artileri.
Militer Pakistan mengklaim telah menembak jatuh lima jet tempur milik Angkatan Udara India, tiga jet Rafale buatan Prancis, satu MiG-29, dan satu SU-30, serta satu drone.
Klaim ini belum dapat diverifikasi secara independen oleh media internasional, termasuk CNN yang mengonfirmasi adanya puing-puing pesawat di dekat bangunan sekolah di wilayah India, namun belum jelas milik siapa.
India sendiri tidak memberikan tanggapan langsung atas klaim tersebut dalam konferensi persnya, namun menyebut serangan ini sebagai operasi “Operasi Sindoor,” merujuk pada simbol pernikahan Hindu dan menyiratkan balas dendam atas janda-janda yang ditinggalkan akibat pembantaian sebelumnya.
Pemerintah India menekankan bahwa serangan ini bersifat “terukur, fokus, dan tidak bertujuan meningkatkan eskalasi,” serta tidak menyasar fasilitas militer Pakistan.
Namun, ini merupakan serangan terdalam India ke wilayah Pakistan sejak Perang India-Pakistan 1971, dan menimbulkan kekhawatiran serius akan pecahnya konflik terbuka.
Komunitas internasional, termasuk PBB dan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, menyerukan agar India dan Pakistan menahan diri. Sementara itu, penerbangan komersial masih menghindari wilayah udara Pakistan dan Bandara Srinagar.
Ketegangan ini disebut sebagai buntut konflik panjang atas wilayah Kashmir, daerah mayoritas Muslim di India yang berada di dekat perbatasan Pakistan. Situasi di Kashmir semakin kompleks sejak India mencabut otonomi khusus pada 2019. (MP)