Metropostnews.com/Lebak – Pelaku usaha miro kecil dan menengah (UMKM) kerajinan tangan anyaman pandan di Kecamatan Cileles Kabupaten Lebak dapat menumbuhkan ekonomi masyarakat setempat. Lantaran, hampir semua warga di Cileles merupakan pelaku UMKM anyaman pandan, sehingga hasilnya dapat diandalkan untuk dijadikan mata pencaharian.
“Hampir semua warga desa di Cileles pelaku UMKM produksi anyaman pandan, karena terdapat bahan baku tanaman pandan,” kata Suprani, seorang pengusaha anyaman pandan, kepada wartawan di Pendopo Kabupaten Lebak, Senin (22/01/2024).
Masih kata Suprani, pelaku UMKM anyaman pandan di Kecamatan Cileles itu mengolah menjadi aneka motif produksi yang memiliki nilai jual di antaranya peci songkok, tas wanita, dompet, topi, tas laptop, tas ransel dan lainnya.
Saat ini, pelaku UMKM produksi kerajinan anyaman pandan di daerah itu tumbuh dan berkembang sehingga dapat menggulirkan perputaran uang hingga ratusan juta rupiah per bulan. Harga produksi kerajinan anyaman pandan itu mulai Rp15 ribu sampai Rp150 ribu dan tergantung kualitas serta dipasok ke berbagai daerah di Tanah Air, termasuk Provinsi Bali.
“Kami sudah puluhan tahun sebagai penampung produksi anyaman pandan itu dan hingga kini masih bertahan,” ucapnya.
Hal yang sama juga dikatakan Aman Saputra, pelaku UMKM lainnya, ia mengaku mengembangkan usaha aneka kerajinan anyaman pandan, karena di daerah ini banyak perkebunan pandan sebagai bahan bakunya. Perkebunan pandan duri itu bisa diproduksi aneka kerajinan dan bisa menggulirkan perekonomian masyarakat setempat.
“Kami memproduksi tikar setengah jadi dan dipasok ke Tasikmalaya, Jawa Barat,” katanya.
Menurut dia, usaha kerajinan anyaman pandan duri di daerahnya itu merupakan klaster andalan pendapatan ekonomi masyarakat setempat. Meski sempat omzet pendapatan pelaku UMKM produksi anyaman pandan menurun drastis akibat penyebaran COVID -19 pada tahun 2020-2021, namun kini usaha kerajinan anyaman pandan itu kembali pulih.
“Kami merasa bersyukur produksi anyaman pandan itu dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga,” kata Aman sambil menyatakan usaha anyaman pandan bisa menghasilkan keuntungan bersih Rp15 juta per bulan.
Sementara itu, Sekertaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak, Imam Suangsa mengatakan kerajinan anyaman pandan menjadi klaster ekonomi masyarakat di Kecamatan Cileles, karena ditunjang bahan baku melimpah. Pelaku UMKM produksi anyaman pandan di desa di daerah itu sekitar 350 unit usaha dan menyumbangkan pendapatan ekonomi masyarakat.
Pihaknya juga melakukan pembinaan kerajinan tersebut untuk meningkatkan mutu dan kualitas agar bisa bersaing pasar, karena menyerap lapangan pekerjaan tenaga lokal, sehingga mampu mengatasi urbanisasi ke luar daerah.
“Kami terus mengoptimalkan pembinaan usaha kerajinan anyaman pandan karena menyumbangkan pendapatan ekonomi masyarakat,” katanya.
Redaksi (Ajat)

