
Oleh : Dr. H. Ismatullah, M.Pd
CILEGON
Guru menjadi inspirator setiap anak didik, sepanjang hari yang terpikirkan hanya keilmuan yang harus disampaikan pada muridnya, apakah itu dengan daring, luring, blended learning ataupun penugasan.
Guru di sekolah ternyata sudah terlanjur cinta dengan anak muridnya, dari yang lucu, cerdas dan bisa melupakan sejenak problematika yg dialami guru di rumah tangganya masing-masing.
Sudah sepatutnya kita sebagai insan pendidikan membanggakan diri sebagai guru, karena makam pahlawan untuk guru belum tersedia secara khusus, bangsa ini mulai cerdas, kiprah para pelajar, pemuda, seniman, politikus, buruh dan berbagai profesi lainnya mendunia tetapi seakan guru tak memiliki peran apapun untuk itu.
Guru, digugu dan ditiru, pendidik dan tenaga kependidikan berjibaku menjaga jutaan nyawa dengan melakukan PJJ/BDR demi keselamatan mereka dari pandemi covid-19 saat ini.
Insan pendidikan merasakan beban yg teramat berat dan menyesakkan dada pada pola daring tersebut, namun apa daya semua itu dilakukan sebagai upaya untuk tetap menjaga insan pendidikan menerima pembelajaran sekalipun kurang efektif dan efisien, TAK ADA ROTAN AKARPUN JADI.
Pahlawanku,guru tercinta, 10 November adalah hari pahlawan bukan hanya untuk yang sudah berperan mendirikan bangsa ini, tetapi kita yg saat ini berjuang membangun bangsa ini, mencerdaskan elemen bangsa, dari jenjang terendah sampai tertinggi, dari formal maupun non formal, dari maroko sampai merauke, dari sabang sampai pulao rote. Guru menjadi garda terdepan dalam pembangunan manusia Indonesia, guru adalah SDM terdepan yang selalu siap memcerdaskan bangsa.(red)