
MetropostNews.com | Indramayu – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) selama ini menjadi tulang punggung perekonomian daerah, termasuk di Kabupaten Indramayu. Perannya yang strategis, menjadikan UMKM sebagai penggerak utama ekonomi kerakyatan, baik di tingkat lokal, regional, nasional, bahkan internasional.
Namun, di balik peran tersebut, UMKM masih dihadapkan pada berbagai tantangan. Mulai dari keterbatasan akses pembiayaan, rendahnya pemanfaatan teknologi digital, kualitas sumber daya manusia yang belum optimal, hingga terbatasnya akses pasar.
Guna menjawab tantangan tersebut, Bappeda Litbang Kabupaten Indramayu menggelar ekspos akhir Kajian Roadmap Pemberdayaan UMKM 2025–2030. Kajian ini merupakan hasil kerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Wiralodra (UNWIR), Indramayu.
Ekspos akhir tahun ini sekaligus menutup rangkaian penelitian. Sebelumnya telah dilaksanakan tiga kali ekspos sebagai bagian dari proses penyusunan roadmap yang komprehensif dan berkelanjutan.
Plt. Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Bappeda Litbang Indramayu, Titan Listiani, menyampaikan, kajian ini disusun selama lebih dari empat bulan. Mulai dari tahapan pengumpulan data, perancangan riset, hingga pengolahan data.
“Dengan memanfaatkan data yang tersedia, tim peneliti UNWIR menyusun kajian yang relevan dan kontekstual. Dilengkapi rekomendasi kebijakan yang implementatif dan dapat menjadi acuan lintas sektor guna pemberdayaan UMKM di Kabupaten Indramayu,” tegasnya dalam ekspos di Aula Bappeda Litbang Kabupaten Indramayu, Senin (15/12/25).
Titan menambahkan, roadmap diharapkan menjadi pijakan strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal berbasis potensi daerah. Ini sejalan dengan visi Indramayu REANG dalam penguatan ekonomi kerakyatan.
Sementara itu, anggota peneliti bidang metodologi UNWIR, Ir. Yudhi Mahmud, menjelaskan, keterbatasan data menjadi tantangan utama dalam penelitian. Meski demikian, tim tetap merumuskan sepuluh program utama beserta sejumlah kegiatan yang akan dilaksanakan dalam lima tahun ke depan, lengkap dengan rekomendasi kebijakan yang implementatif.
Pada kesempatan yang sama, anggota peneliti bidang UMKM, Meddy Nurpratama, memaparkan kondisi eksisting UMKM Indramayu yang tersebar di 31 kecamatan dengan potensi ekonomi yang beragam, mulai dari sektor pertanian, perikanan, hingga industri kreatif.
“Sektor dominan meliputi perdagangan, jasa, kuliner dan olahan pangan, perikanan pesisir, serta ekonomi kreatif, dengan persebaran terbesar di Kecamatan Indramayu, Haurgeulis, dan Sindang. Potensi unggulan seperti mangga, batik, perikanan, serta peluang ekonomi digital menjadi kekuatan utama pengembangan UMKM berbasis lokal,” ungkapnya.
Sementara, Ketua Peneliti, Dr. Agus Yudianto, menyimpulkan, peran pemerintah daerah dinilai cukup kuat dalam aspek perizinan, pembiayaan, dan digitalisasi dasar. Meski demikian, pemberdayaan UMKM masih perlu diperkuat melalui pendampingan berkelanjutan, perluasan akses pasar, penguatan kelembagaan, serta inovasi produk.
“Hasil kajian menunjukkan kontribusi peran pemerintah daerah terhadap pengembangan UMKM mencapai 70,5 persen,” katanya.
Sebagai tindak lanjut, tambahnya, roadmap ini merekomendasikan penguatan legalitas dan pendataan UMKM, peningkatan kapasitas SDM dan digitalisasi, pengembangan klaster unggulan, perluasan akses pasar hingga ekspor, serta kolaborasi multipihak guna mendorong UMKM Indramayu naik kelas dan berdaya saing.
(Arrie tharina)

