
Metropostnews.com | Lebak – Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lebak memastikan persediaan beras di daerah tersebut dalam kondisi melimpah dan surplus. Keberhasilan ini merupakan hasil dari gerakan percepatan tanam 2025 yang mampu menembus luas areal tanam hingga 140.871 hektare, melampaui target 130.000 hektare.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Rahmat Yuniar, mengatakan pihaknya mengapresiasi kinerja para petani yang sukses mendukung program swasembada pangan daerah.
“Kita mengapresiasi petani mampu mewujudkan program swasembada pangan, dengan ketersediaan beras telah surplus dan melimpah,” ujarnya, Senin (08/12/2025).
Dari capaian luas tanam tersebut, Lebak berhasil menghasilkan 400.000 ton beras pada tahun ini. Sementara kebutuhan konsumsi masyarakat Lebak yang berjumlah sekitar 1,5 juta jiwa rata-rata mencapai 180.000 ton per tahun, sehingga terdapat surplus sekitar 220.000 ton, cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga 15 bulan ke depan.
Rahmat menambahkan, pihaknya mendorong petani untuk terus meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari 2,65 menjadi 3 kali musim tanam per tahun. Dengan peningkatan tersebut, luas tanam dapat mencapai 156.000 hektare dari total sawah baku seluas 52.000 hektare.
Pemerintah daerah, lanjutnya, terus memberikan dukungan terhadap program swasembada pangan melalui berbagai intervensi, di antaranya bantuan sarana produksi (saprodi) dan sarana prasarana (sapras) pertanian, seperti benih, pestisida, perbaikan irigasi, jalan usaha tani, pompa air, hingga traktor. Pemerintah pusat juga menurunkan harga pupuk bersubsidi sekitar 20 persen untuk menekan biaya produksi petani.
“Kami meyakini dengan intervensi bantuan itu dapat meningkatkan produksi pangan dan semangat petani, terlebih harga gabah pungut di pasaran cukup baik, mencapai Rp6.500 per kilogram,” kata Rahmat.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Blok Sentral Rangkasbitung, Udin, menyampaikan bahwa petani di wilayahnya telah melaksanakan percepatan tanam seluas 100 hektare dengan produktivitas rata-rata 5 ton gabah kering pungut (GKP) per hektare.
Dengan harga GKP Rp6.500 per kilogram, pendapatan petani dapat mencapai Rp39 juta per hektare.
“Kami bersyukur tahun ini bisa mencapai IP 2,65 kali musim tanam karena pasokan air tercukupi, apalagi curah hujan cukup tinggi,” ujar Udin. (Apuh)

